Jumat, 10 Mei 2013

HISTOLOGI SISTEM PENCERNAAN DAN REPRODUKSI



BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Sistem pencernaan terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Fungsi sistem pencernaan adalah memperoleh zat-zat makanan yang dibutuhkan bagi tubuh. Saluran pencernaan umumnya mempunyai sifat struktural tertentu yang terdiri atas 4 lapisan utama yaitu lapisan mukosa, submukosa, lapisan otot, dan lapisan serosa (Junqeira dan Jose, 1980).
Saluran pencernaan makanan terdiri dari mulut, kerongkongan (esophagus), lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Serta organ tambahan yang terdiri dari gigi, lidah, kelenjar ludah, kandung empedu, hati, dan pankreas (Adyana, 2002).
Sistem reproduksi ada 2 yaitu sistem reproduksi pada wanita dan sistem reproduksi pada pria. Sistem reproduksi pada wanita dan pria ini berbeda tetapi memiliki fungsi yang sama.
BAB II
ISI

A.  Sistem Pencernaan
Saluran pencernaan umumnya mempunyai sifat struktural tertentu yang
terdiri atas 4 lapisan utama yaitu (Junqeira dan Jose, 1980) :
1.    Lapisan mukosa terdiri atas :
a.    epitel pembatas
b.    lamina propria yang terdiri dari jaringan penyambung jarang yang kaya akan pembuluh darah kapiler dan limfe dan sel-sel otot polos, kadang-kadang mengandung juga kelenjar-kelenjar dan jaringan limfoid, dan
c.    muskularis mukosae.
2.    Submukosa terdiri atas jaringan penyambung jarang dengan banyak pembuluh darah dan limfe, pleksus saraf submukosa (juga dinamakan Meissner), dan kelenjar-kelenjar dan/atau jaringan limfoid.
3.    Lapisan otot tersusun atas:
a.    sel-sel otot polos, berdasarkan susunannya dibedakan menjadi 2 sub lapisan menurut arah utama sel-sel otot yaitu sebelah dalam (dekat lumen), umumnya tersusun melingkar (sirkuler), pada sublapisan luar, kebanyakan memanjang (longitudinal).
b.    kumpulan saraf yang disebut pleksus mienterik (atau Auerbach), yang terletak antara 2 sublapisan otot.
c.    pembuluh darah dan limfe.
4.    Serosa merupakan lapisan tipis yang terdiri atas :
a.  jaringan penyambung yaitu jaringan yang kaya akan pembuluh darah dan jaringan adiposa; dan
b. epitel gepeng selapis (mesotel).
Fungsi utama epitel mukosa saluran pencernaan adalah:
1.    Menyelenggarakan sawar (pembatas), bersifat permeabel selektif antara isi saluran dan jaringan tubuh.
2.    Mempermudah transpor dan pencernaan makanan
3.    Meningkatkan absorpsi hasil-hasil pencernaan (sari-sari makanan).
Berikut beberapa organ yang berperan dalam sistem pencernaan:












1.    Rongga Mulut
Rongga mulut (pipi) dibatasi oleh epitel gepeng berlapis tanpa tanduk. Atap mulut tersusun atas palatum keras (durum) dan lunak (molle), keduanya
http://blog.uad.ac.id/lusiana/files/2011/12/mulut.jpg,http://www.vetmed.vt.edu/education/curriculum/vm8054/labs/Lab25/IMAGES/MOUSE%20NOSE%201.jpg 








diliputi oleh epitel gepeng berlapis. Uvula palatina merupakan tonjolan konis yang menuju ke bawah dari batas tengah palatum lunak.
2.    http://www.histol.chuvashia.com/images/digestive/tongue-02-l.jpghttp://www.histology.leeds.ac.uk/oral/assets/tongue.gifLidah








Lidah merupakan suatu massa otot lurik yang diliputi oleh membran mukosa. Serabut-serabut otot satu sama lain saling bersilangan dalam 3 bidang, berkelompok dalam berkas-berkas, biasanya dipisahkan oleh jaringan penyambung. Pada permukaan bawah lidah, membran mukosanya halus, sedangkan permukaan dorsalnya ireguler, diliputi oleh banyak tonjolan-tonjolan kecil yang dinamakan papilae. Papilae lidah merupakan tonjolan-tonjolan epitel mulut dan lamina propria yang diduga bentuk dan fungsinya berbeda. Terdapat 4 jenis papilae yaitu :
1.    Papilae filiformis: mepunyai bentuk penonjolan langsing dan konis, sangat banyak, dan terdapat di seluruh permukaan lidah. Epitelnya tidak mengandung puting kecap (reseptor).
2.    Papilae fungiformis menyerupai bentuk jamur karena mereka mempunyai tangkai sempit dan permukaan atasnya melebar. Papilae ini, mengandung puting pengecap yang tersebar pada permukaan atas, secara tidak teratur terdapat di sela-sela antara papilae filoformis yang banyak jumlahnya.
3.    Papilae foliatae, tersusun sebagai tonjolan-tonjolan yang sangat padat sepanjang pinggir lateral belakang lidah, papila ini mengandung banyak puting kecap.
4.    Papilae circumfalatae merupakan papilae yang sangat besar yang permukaannya pipih meluas di atas papilae lain. Papilae circumvalate tersebar pada daerah “V” pada bagian posterior lidah. Banyak kelenjar mukosa dan serosa (von Ebner) mengalirkan isinya ke dalam alur dalam yang mengelilingi pinggir masing-masing papila. Susunan yang menyerupai parit ini memungkinkan aliran cairan yang kontinyu di atas banyak puting kecap yang terdapat sepanjang sisi papila ini. Aliran sekresi ini penting untuk menyingkirkan partikel-partikel dari sekitar puting kecap sehingga mereka dapat menerima dan memproses rangsangan pengencapan yang baru. Selain kelenjar-kelenjar serosa yang berkaitan dengan jenis papila ini, terdapat kelenjar mukosa dan serosa kecil yang tersebar di seluruh dinding rongga mulut lain-epiglotis, pharynx, palatum, dan sebagainya-untuk memberi respon terhadap rangsangan kecap.
3.    http://histology.med.umich.edu/sites/default/files/DG2pract4_low.jpgPharynx







Pharynx merupakan peralihan ruang antara rongga mulut dan sistem
pernapasan dan pencernaan. Ia membentuk hubungan antara daerah hidung dan
larynx. Pharynx dibatasi oleh epitel berlapis gepeng jenis mukosa, kecuali pada
daerah-daerah bagian pernapasan yang tidak mengalami abrasi. Pada daerah-daerah yang terakhir ini, epitelnya toraks bertingkat bersilia dan bersel goblet. Pharynx mempunyai tonsila yang merupakan sistem pertahanan tubuh. Mukosa pharynx juga mempunyai banyak kelenjar-kelenjar mukosa kecil dalam lapisan jaringan penyambung padatnya.
4.    http://legacy.owensboro.kctcs.edu/gcaplan/anat2/histology/esophagus3.jpgOesofagus





Bagian saluran pencernaan ini merupakan tabung otot yang berfungsi menyalurkan makanan dari mulut ke lambung. Oesofagus diselaputi oleh epitel berlapis gepeng tanpa tanduk. Pada lapisan submukosa terdapat kelompokan
kelenjar-kelenjar oesofagea yang mensekresikan mukus. Pada bagian ujung distal oesofagus, lapisan otot hanya terdiri sel-sel otot polos, pada bagian tengah, campuran sel-sel otot lurik dan polos, dan pada ujung proksimal, hanya sel-sel otot lurik.
5.    https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjID64YCKLIKj4fNM6il6CkrAwqG_n8UxtYHszdbV-wuorg3ma8majG6mp6MnCFSrm9gyQZFlQwWg2f0n1I0bO1-A38DDsD_viDFk7AhIfVU3bJNmlo00KNWP0kjK4qOlCjDbjnd4lqBDs/s320/histologi+gaster.jpgLambung









Lambung merupakan segmen saluran pencernaan yang melebar, yang fungsi utamanya adalah menampung makanan yang telah dimakan, mengubahnya menjadi bubur yang liat yang dinamakan kimus (chyme). Permukaan lambung
ditandai oleh adanya peninggian atau lipatan yang dinamakan rugae. Invaginasi
epitel pembatas lipatan-lipatan tersebut menembus lamina propria, membentuk alur mikroskopik yang dinamakan gastric pits atau foveolae gastricae. Sejumlah
kelenjar-kelenjar kecil, yang terletak di dalam lamina propria, bermuara ke dalam
dasar gastric pits ini. Epitel pembatas ketiga bagian ini terdiri dari sel-sel toraks
yang mensekresi mukus. Lambung secara struktur histologis dapat dibedakan
menjadi: kardia, korpus, fundus, dan pylorus.
6.    Daerah Kardia
Kardia merupakan peralihan antara oesofagus dan lambung. Lamina proprianya mengandung kelenjar-kelenjar kardia turbular simpleks bercabang, bergelung dan sering mempunyai lumen yang besar yang berfungsi mensekresikan mukus. Kelenjar-kelenjar ini strukturnya sama seperti kelenjar kardia bagian terminal oesofagus dan mengandung (dan mungkin sekresi) enzim lisosom.
7.    Korpus dan Fundus
Lamina mukosa tersusun atas 6 jenis sel yaitu:
a.       sel-sel mukus istmus terdapat dalam bagian atas kelenjar pada daerah peralihan antara leher dan gastric pit. Sel-sel ini mengsekresi mukus netral yang membatasi dan melindungi permukaan lambung dari asam.
b.      sel-sel parietal (oksintik) terutama terdapat pada bagian setengah atas kelenjar dan tersisip antara sel-sel mukus leher. Sel parietal merupakan sel bulat atau piramidal dengan inti sferis di tengah dan sitoplasma yang jelas eosinofilik. Sel-sel parietal menghasilkan asam klorida (HCl) yang terdapat dalam getah lambung. Pada kasus gastritis atrofikans, sel parietal dan chief cells keduanya jumlahnya berkurang, dan getah lambung mempunyai sedikit atau tidak mempunyai aktivitas pepsin. Asam yang disekresi berasal dari klorida-klorida yang terdapat dalam darah di tambah kation (H+) yang berasal dari kerja suatu enzim-anhidrase karbonat. Anhidrase karbonat bekerja pada CO2 untuk menghasilkan asam karbonat, yang berdisosiasi menjadi bikarbonat dan satu H+. Kedua kation dan ion klorida secara aktif ditanspor melalui membran sel sedangkan air akan berdifusi secara pasif mengikuti perbedaan tekanan osmotik.
c.       sel-sel mukus leher terdapat dalam kelompokkan atau sel-sel tunggal antara sel-sel parietal dalam leher kelenjar gastrik. Sekret sel mukus leher adalah mukus asam yang kaya akan glikosaminoglikans.
d.      chief cells (sel zimogenik) mensintesis dan mengeluarkan protein yang mengandung enzim inaktif pepsinogen. Bila granula pepsinogen dikeluarkan ke dalam lingkungan lambung yang asam, enzim diubah menjadi enzim proteolitik yang sangat aktif yang disebut pepsin.
e.       sel-sel argentafin juga dinamakan sel-sel enterokromafin karena afinitasnya terhadap garam kromium serta perak. Sel-sel ini jumlahnya lebih sedikit dan terletak pada dasar kelenjar, terselip antara sel-sel zimogenik.
f.       sel-sel yang menghasilkan zat seperti glukagon.. Sel-sel endokrin lain yang dapat digolongkan sebagai sel-sel APUD (amine precursor uptake and decarboxyllation) menghasilkan hormon Gastrin.
8.    Pilorus
Pada pilorus terdapat kelenjar bergelung pendek yang mensekresikan enzim lisosim. Diantara sel-sel mukus ke lenjar pilorus terdapat sel-sel gastrin (G) yang berfungsi mengeluarkan hormone gastrin. Gastrin berfungsi merangsang
pengeluaran asam lambung oleh kelenjar-kelenjar lambung. Muskularis mukosae lambung terdiri atas 2 atau 3 lapisan otot yang tegak lurus menembus ke dalam laminan propria. Apabila otot berkontraksi akan mengakibatkan lipatan pada permukaan dalam organ yang selanjutnya akan menekan kelenjar lambung dan mengeluarkan sekretnya.
9.    Pergantian (turnover) Mukosa Lambung
Selain untuk mengganti sel-sel epitel yang mengelupas setiap hari, membran mukosa lambung dapat mengalami regenerasi bila cedera. Aktivitas
mitosis terutama dilakukan oleh sel-sel leher kelenjar. Kecepatan pembaharuan selsel epitel ini sekitar 5 hari. Epitel pembatas lambung hidupnya singkat, dan sel-sel terus menerus mengelupas dalam lumen. Sel-sel ini dengan lambat berdiferensiasi menjadi sel partietal dan chief cells (sel zimogenik).
10.    Usus Halus


http://legacy.owensboro.kctcs.edu/gcaplan/anat2/histology/jen.jpg
 









Usus halus relatif panjang  kira-kira 6 m dan ini memungkinkan kontak
yang lama antara makanan dan enzim-enzim pencernaan serta antara hasil-hasil
pencernaan dan sel-sel absorptif epitel pembatas. Usus halus terdiri atas 3 segmen yaitu duodenum, jejunum, dan ileum.
Membran mukosa usus halus menunjukkan sederetan lipatan permanen
yang disebut plika sirkularis atau valvula Kerkringi. Pada membran mukosa terdapat lubang kecil yang merupakan muara kelenjar tubulosa simpleks yang
dinamakan kelenjar intestinal (kriptus atau kelenjar Lieberkuhn). Kelenjarkelenjar intestinal mempunyai epitel pembatas usus halus dan sel-sel goblet (bagian atas).
Mukosa usus halus dibatasi oleh beberapa jenis sel, yang paling banyak
adalah sel epitel toraks (absorptif), sel paneth, dan sel-sel yang mengsekresi polipeptida endokrin.
1.    Sel toraks adalah sel-sel absorptif yang ditandai oleh adanya permukaan apikal yang mengalami spesialisasi yang dinamakan ”striated border” yang tersusun atas mikrovili. Mikrovili mempunyai fungsi fisiologis yang penting karena sangat menambah permukaan kontak usus halus dengan makanan. Striated border merupakan tempat aktivitas enzim disakaridase usus halus. Enzim ini terikat pada mikrovili, menghidrolisis disakarida menjadi monosakarida, sehingga mudah diabsorbsi. Di tempat yang sama diduga terdapat enzim dipeptidase yang menghidrolisis dipeptida menjadi unsur-unsur asam aminonya. Fungsi sel toraks usus halus lebih penting adalah mengabsorbsi zat-zat sari-sari yang dihasilkan dari proses pencernaan.
2.    Sel-sel goblet terletak terselip diantara sel-sel absorpsi, jumlahnya lebih sedikit dalam duodenum dan bertambah bila mencapai ileum. Sel goblet menghasilkan glikoprotein asam yang fungsi utamanya melindungi dan melumasi mukosa pembatas usus halus.
3.    Sel-sel Paneth (makrofag) pada bagian basal kelenjar intestinal merupakan sel eksokrin serosa yang mensintesis lisosim yang memiliki aktivitas antibakteri dan memegang peranan dalam mengawasi flora usus halus.
4.    Sel-sel endokrin saluran pencernaan. Hormon-hormon saluran pencernaan antara lain: sekretin, dan kolesistokinin (CCK). Sekretin berperan sekresi cairan pankreas dan bikarbonat. Kolesistokinin berperan merangsang kontraksi kandung empedu dan sekresi enzim pankreas. Dengan demikian, aktivitas sistem pencernaan diregulasi oleh sistem saraf dan hormon-hormon peptida.
11.    Lamina propria sampai serosa
Lamina propria usus halus terdiri atas jaringan penyambung jarang dan
pembuluh darah dan limfe, serabut-serabut saraf, dan sel-sel otot polos. Tepat di
bawah membrana basalis, terdapat lapisan kontinyu sel-sel limfoid penghasil
antibodi dan makrofag, membentuk sawar imunologik pada daerah ini. Lamina
propria menembus ke dalam inti vili usus, bersama dengan pembuluh darah dan
limfe, saraf, jaringan penyambung, miofibroblas, dan sel-sel otot polos. Bercak
PEYERI (Peyer’s path). Submukosa pada bagian permulaan duodenum terdapat kelenjar-kelenjar tubulosa bercabang, bergelung yang bernuara ke dalam kelenjar intestinal yang disebut kelenjar duodenum (Brunner), yang berfungsi menghasilkan glikoprotein netral untuk menetralkan HCl lambung, melindungi mukosa duodenum terhadap pengaruh asam getah lambung, dan mengubah isi usus halus ke pH optimal untuk kerja enzim-enzim penkreas. Sel-sel kelenjar Brunner mengandung uragastron yaitu suatu hormon yang menghambat sekresi asam klorida lambung. Disamping kelenjar duodenum, submukosa usus halus sering mengandung nodulus limfatikus. Pengelompokkan nodulus ini membentuk struktur yang dinamakan bercak Peyer.
12.    Pembuluh dan saraf usus halus
Pembuluh darah yang memberi makan usus halus dan berperanan menyingkirkan hasil-hasil pencernaan yang diabsorpsi menembus lapisan otot dan
membentuk pleksus yang luas dalam submukosa. Dari submukosa, cabangcabangnya meluas ke lapisan otot, lamina propria, dan vili. Tiap-tiap vilus
menerima, menurut ukurannya, satu cabang atau lebih yang membentuk jala-jala
kapiler tepat di bawah epitel. Pada ujung vili, terbentuk satu venula atau lebih dari
kapiler-kapiler tersebut dan berjalan dengan arah yang berlawanan, mencapai venavena pleksus submukosa. Pembuluh-pembuluh limfe usus halus mulai sebagai tabung buntu dalam inti vili. Struktur ini, di samping lebih besar dari kapiler darah, sukar ditemukan karena dindingnya seringkali kolaps. Pembuluh-pembuluh ini berjalan ke daerah lamina propria di atas muskularis mukosae, di mana mereka membentuk pleksus. Dari sisni mereka menuju ke submukosa, dimana mereka mengelilingi nodulus limfe. Pembuluh-pembuluh ini beranastomosis dengan cepat dan meninggalkan usus halus bersama dengan pembuluh darah.
Persarafan usus halus terutama dibentuk oleh unsur intrinsik dan ekstrinsik. Komponen intrinsik dibentuk oleh kelompokan neuron-neuron yang membentuk pleksus mesenterikus (Auerbach), terdapat antara lapisan otot luar longitudinal dan lapisan otot dalam yang sirkuler dan pleksus submukosa (Meissner) dalam lapisan submukosa. Pleksus-pleksus mengandung beberapa nauron sensoris yang menerima informasi dari ujung-ujung saraf dekat lapisan epitel dan dalam lapisan otot polos mengenai susunan isi usus halus (kemoreseptor) dan dinding usus halus (mekanoreseptor). Sel-sel saraf lain adalah efektor dan mempersarafi lapisan otot dan sel-sel yang mengsekresi hormon. Persarafan intrinsik yang dibentuk oleh pleksus-pleksus ini bertanggung jawab akan kontrkasi usus halus yang terjadi pada keadaan di mana persarafan ekstrinsik tidak ada sama sekali (total). Persarafan ekstrinsik dibentuk oleh serabut-serabut saraf kolinergik parasimpatis preganglionik yang merangsang aktivitas otot polos usus halus dan oleh serabut-serabut saraf  simpatis postganglionik yang menekan aktivitas otot polos usus halus.
13.    Histofisiologi
Dalam usus halus, proses pencernaan diselesaikan dan hasil-hasilnya diabrsorpsi. Pencernaan lipid terutama terjadi sebagai akibat kerja lipase pankreas dan empedu. Pada manusia, sebagian besar absorpsi lipid terjadi dalam duodenum dan jejenum bagian atas. Asam-asam amino dan monosakarida yang berasal dari pencernaan protein dan karbohidrat diabsorpsi olah sel-sel epitel oleh transport
aktif tanpa korelasi morfologis yang dapat dilihat.
Proses lain yang mungkin penting akan fungsi usus halus adalah pergerakan berirama vili. Ini akibat kontraksi dari 2 sistem sel yang terpisah. Sel-sel otot polos berjalan vertikal antara muskularis murkosae dan ujung vili dapat berkontrkasi dan memeprpendek vili.
14.    Usus Besar
Usus besar terdiri atas membran mukosa tanpa lipatan kecuali pada bagian
distalnya (rektum) dan tidak terdapat vili usus. Epitel yang membatasi adalah
toraks dan mempunyai daerah kutikula tipis. Fungsi utama usus besar adalah:
1. untuk absorpsi air dan pembentukan massa feses,
2. pemberian mukus dan pelumasan permukaan mukosa, dengan demikian banyak sel goblet.
15. Sel-sel endokrin saluran pencernaan.
Saluran pencernaan mengandung sel-sel pembentuk polipeptida endokrin
(hormon) berikut: sekretin, glukagon, somatostatin, dan peptida menghambat
lambung. Kolesistokinin – hormon yang dihasilkan oleh mukosa usus halus dan
secara fisiologis penting untuk merangsang kontraksi kandung empedu dan sekresi pankreas. Aktivitas sistem pencernaan diawasi oleh sistem saraf dan diatur oleh sistem hormon-hormon.
B.  Sistem Reproduksi
*   Sistem Reproduksi Jantan
Sistem reproduksi jantan meliputi :
1.    Kelenjar utama yang dinamakan testis, 
2.    Saluran-saluran reproduksi  jantan antara lain :
-          Saluran intratestis (tubuli rekti,  rete testis,  vas eferens dan epididimis),
-          Saluran ekstra testis (vas deferens dan urethra)
3.    Kelenjar-kelenjar tambahan meliputi :  kelenjar vesika seminalis,  kelenjar prostat dan kelenjar bulbouretralis
4.    https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIrIpQLHE2CKfa-LsHHPkUQ6VgeHWGYq3xXi81iKHEKuskBSCP0Y1U-xBH-jb7QiZW8J551UBivQV4CVNwAIWwLRLNhvGnUYsd-W8AU6E2AQcky26p8uC8A5-XPo6SBsKWokQNcon5er3u/s1600/Corel141.jpgOrgan genitalia eksterna yaitu penis dan skrotum.




Ø Histologi Testis
Testis merupakan kelenjar tubuler kompleks yang mempunyai 2 fungsi yaitu hormonal dan reproduksi. Testis dikelilingi oleh kapsul jaringan ikat yang disebut tunika albuginea.  Tunika ini mengalami penebalan pada bagian posterior testis yang disebut mediastinum testis.  Testis dibagi menjadi ruang-ruang piramidal sebanyak sekitar 250 ruang yang disebut lobulus testis.  Diantara lobulus-lobulus terdapat septa (septa ini sering tidak sempurna).  Tiap-tiap lobulus terdapat 1-  4 tubulus seminiferus.  Testis diselubungi oleh kantong serosa yang berasal dari peritoneum yang dinamakan tunika vaginalis.  Tunika ini terdiri dari 2 lapisan yaitu lapisan viseral (bagian dalam) dan lapisan parietal.


 









Pada mulanya testis terdapat di dinding dorsal rongga peritoneum dan kemudian masuk ke dalam kantung yang disebut  skrotum. 
Ø Tubulus  Seminiferus
Tubulus seminiferus merupakan tubulus kontortus yang membentuk jala-jala,  berujung buntu dan pada ujung yang lain menjadi saluran yang lurus dengan lumen menyempit dan dibatasi oleh epitel selapis kubus berflagela satu.  Bentuk yang lurus ini dinamakan tubulus rektus.  Bagian ini pendek yang bermuara pada saluran-saluran yang beranastomose yang dinamakan rete testis.
Tubulus seminiferus terdiri dari  epitel germinativum,  lamina basalis dan tunika jaringan ikat fibrosa.  Epitelnya terdiri atas 2 jenis sel yaitu  sel sertoli dan sel –sel spermatogenik (tersusun atas 4-8 lapisan).  Urutan sel-sel dari lapisan yang paling dasar  hingga mendekati lumen adalah sebagai berikut spermatogonium,  spermatosit primer, spermatosit sekunder, spermatid dan spermatozoa.  
Sel sertoli merupakan sel-sel piramidal panjang yang saling bertautan dengan sel-sel spermatogenik.  Dasar sel sertoli melekat pada lamina basalis,  sedang ujung apikalnya menjorok ke dalam lumen tubulus seminiferus.  Akibat adanya sel-sel spermatogenik di sisi lateral dan di sisi basalnya,  maka  bentuk sel sertoli menjadi tidak teratur. 
Sel-sel sertoli mempunyai 3 fungsi utama:
1.    pelindung, penyokong dan pengatur nutrisi sel-sel spermatogenik  yang sedang berkembang
2.    fagositosis,  yaitu dengan membuang kelebihan sitoplasma spermatid dalam proses spermiogenesis  (perubahan bentuk spermatid menjadi spermatozoa),
3.    sekresi,  yaitu sel-sel sertoli mensekresi sekret untuk transpor spermatozoa.
Ø Histologi Saluran Reproduksi Jantan
Saluran reproduksi jantan dibagi dua yaitu saluran intratestis dan saluran ekstra testis. Saluran intratestis meliputi tubulus rektus,  rete testis, vas eferens dan epididimis.  Saluran ekstratestis meliputi vas deferens dan urethra.
Tubulus rektus merupakan bagian akhir dari tubulus seminiferus yang merupakan saluran pendek yang lurus dengan lumen sempit.  Saluran itu dilapisi oleh sel epitel kubus dengan satu flagel.  Tubulus rektus bermuara pada rete testis yang merupakan saluran-saluran yang saling beranastomose. Rete testis terdapat pada bagian mediastinum testis.  Rete testis dilapisi oleh epitel kubus.  Dari rete testis keluar  10-20 vas eferens.  Vas eferens terletak dalam jaringan ikat epididimis.  Vas eferens dilapisi oleh epitel kubus dan berganti menjadi epitel kolumnar bersilia setelah mendekati epididimis.  Di bawah lapisan epitel terdapat lamina propria dengan jaringan ikat padat dan otot polos (lamina proprianya tipis.).
Epididimis  merupakan satu saluran panjang yang sangat berkelok-kelok,  dengan panjang sekitar 4-6 m.  Saluran yang panjang ini dengan jaringan ikat membentuk  korpus dan ekor epididimis.  Kaput epididimis berisi vas eferens. Epididimis dilapisi oleh epitel berlapis semu kolumnar dengan sel-sel kolumnar  yang sangat panjang dengan stereosilia yang panjang dan sel basal yang kecil. Lamina proprianya tipis  dengan jaringan ikat dan otot polos.  Segerombol spermatozoa dapat terlihat dalam lumen epididimis.
Vas deferens merupakan saluran lurus yang keluar dari  ekor epididimis. Saluran ini berdinding tebal terdiri dari lapisan mukosa yang tipis dan lapisan muskularis yang tebal dan dikelilingi oleh lapisan adventisia.  Lapisan epitelnya merupakan epitel berlapis semu kolumnar dengan stereosilia.. Sel kolumnarnya lebih pendek dibandingkan sel kolumnar epididimis.  Lapisan ototnya terdiri dari lapisan otot polos yang tipis dengan susunan longitudinal di bagian dalam dan luar dan tengahnya merupakan lapisan otot yang tebal dengan susunan sirkuler. Lapisan mukosanya pada vas deferens awal membentuk vili-vili sederhana,  tetapi pada bagian ampula,  vas deferens melebar,  dan terdapat vili-vili yang membentuk kripta-kripta yang bercabang-cabang sehingga lumennya semakin besar.   Bagian yang membentuk kripta-kripta itu merupakan kelenjar yang menghasilkan sekret yang penting untuk kehidupan spermatozoa.  Pada bagian akhir ampulla,  saluran itu bersatu dengan kelenjar vesikula seminalis  dan selanjutnya salurannya mengecil dan masuk ke dalam prostat dan bermuara pada urethra. Bagian yang masuk prostat dinamakan duktus ejakulatorius,   dengan lapisan mukosa sama dengan pada ampula tetapi tanpa lapisan otot. 
Ø Histologi  Kelenjar-Kelenjar  Reproduksi Jantan
Kelenjar-kelenjar reproduksi jantan meliputi vesikula seminalis, prostat dan bulbourethralis. Vesikula seminalis terdiri dari 2 saluran yang sangat berkelok-kelok dengan panjang 15 cm.   Lapisan mukosa dibatasi oleh epitel berlapis semu silindris. Lapisan epitelnya membentuk kripta-kripta yang saling beranastomose.  Epitel terdiri dari sel-sel basar dan lapisan sel kubus atau silindris pendek,  yang kaya dengan granula sekret.  Lamina proprianya kaya dengan serabut elastin dan dikelilinggi oleh lapisan otot polos yang tipis.  Pada  lapisan ototnya terdapat serabut-serabut saraf dan ganglia simpatis.  Sekresi yang tertimbun dalam kelenjar dikeluarkan waktu ejakulasi oleh kontraksi otot polos.
Prostat  merupakan kumpulan 30 – 50 kelenjar tubulo-alveoler bercabang yang saluran keluarnya bermuara pada urethra pars prostatika.  Prostat menghasilkan cairan prostat yang disimpan dan dikeluarkan pada waktu ejakulasi.  Prostat dikelilingi oleh kapsula fibroelastis yang kaya akan otot polos.  Kelenjar prostat dibagi menjadi 3 struktur yaitu kelenjar mukosa,  kelenjar submukosa dan kelenjar utama.  Kelenjar-kelenjar itu bermuara pada urethra pars prostatika.  Pada usia di atas 40 tahun,  kelenjar mukosa dan submukosa sering mengalami hipertrofi.  Hal ini dapat menyebabkan kerusakan urethra.
Kelenjar bulbouretralis  merupakan bentukan seperti kacang polong yang terletak di belakang uretra pars membranosa dan bermuara ke dalam uretra tersebut.  Kelenjarnya merupakan kelenjar tubuloalveoler.  Kelenjar dikelilingi oleh jaringan ikat dan otot lurik.   Unit sekresinya bervariasi struktur dan ukuran.  Kebanyakan merupakan alveoli dan yang lain merupakan tubular.  Sekresinya  terutama adalah mucus.  Sel-sel sekretori berbentuk kubus atau silindris pendek.
Kelenjar litter terletak di bawah lamina propria uretra dan di atas trabekula.  Kelenjar ini dilapisi oleh sel-sel epitel berlapis silindris  atau berlapis semu silindris,  dengan sel-sel superfisialnya menghasilkan mukus.
Ø Histologi Penis
Penis terdiri atas 3 massa silindris dari jaringan erektil,  uretra dan diluarnya diliputi dengan kulit (terdiri dari epidermis dan dermis). Jaringan erektil  meliputi sepasang korpus kavernosum dan korpus spongiosum yang di dalamnya terdapat uretra. 
Di  bagian luar korpus dikelilingi oleh jaringan ikat padat yaitu tunika albuginea.  Di  luar tunika albuginea  terdapat jaringan ikat longgar  dan   Di dalam korpus terdapat banyak trabekula  (gabungan jaringan ikat kolagen, elastin dan otot polos).  Di tengah korpus kavernosum  terdapat arteri.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, dkk., 2003. Biologi. Erlangga, Jakarta.

Junqeira, L.C. & Jose Carneiro, 1980. Basic Histology. Lange Medical Publications, California.

Raven, P.H., and Johnson, G.B., 1986. Biology. Times Mirror/ Mosby College Publishing.

Wikipedia, 2012. Histologi Sistem Pencernaan. http://id.wikipedia.org. diakses pada tanggal 22 Desember 2012, pukul 20.00 WITA.

Wikipedia, 2012. Histologi Sistem Reproduksi. http://id.wikipedia.org. diakses pada tanggal 22 Desember 2012, pukul 20.05 WITA.

1 komentar:

  1. ᐈ casino site ᐈ casino site ᐈ casino site 2021
    ᐈ casino site ᐈ casino site 2021 ✓ The best casino sites in luckyclub the UK ✔️ Top rated casino sites ✔️ Sign up today!

    BalasHapus